Saya masih ingat pertama kali melihat Tari Tanoura. Bukan di Mesir, sayangnya—tapi di sebuah festival budaya internasional di Jakarta. Waktu itu saya sedang santai, minum kopi di area terbuka, sambil nunggu giliran anak-anak tampil di lomba tari tradisional. Eh, tiba-tiba musik Timur Tengah mengalun kencang dan muncul sosok pria berpakaian warna-warni, memutar tubuhnya seperti gasing, tapi wajahnya tetap tenang. Saya bengong. Kok bisa? Nggak pusing?
Dan di situlah saya pertama kali berkenalan dengan blog yang namanya Tari Tanoura—tarian berputar khas Mesir yang ternyata bukan cuma indah, tapi juga penuh makna spiritual. Setelah nonton itu, saya mulai cari tahu lebih dalam. Nggak cuma karena penasaran, tapi karena ada sesuatu yang “nyangkut” di hati saya. Mungkin karena saya juga guru seni budaya, atau mungkin… karena saya suka hal-hal yang bikin hati tenang.
Keindahan Tari Tanoura yang Bikin Saya Merinding
Jujur aja, awalnya saya kira Tanoura itu cuma “tarian muter-muter” yang artistik. Tapi setelah nonton beberapa kali dan baca-baca, saya jadi sadar: keindahannya bukan cuma di gerakan. Ada filosofi, ada energi, dan ada suasana spiritual yang kuat banget Medcomid.
Kalau kamu belum pernah lihat Tari Tanoura, bayangkan ini: seorang penari laki-laki berdiri di tengah panggung, memakai rok lebar yang berlapis-lapis dan penuh warna. Musik mulai mengalun—biasanya pakai alat musik tradisional Timur Tengah kayak tabla dan ney. Lalu dia mulai memutar tubuhnya searah jarum jam, terus dan terus, sampai beberapa menit tanpa henti.
Yang bikin merinding? Ekspresi wajahnya tetap damai. Kadang matanya tertutup. Seolah dia sedang menyatu dengan irama alam semesta. Saya nggak lebay, beneran.
Setiap lapisan kain yang dia pakai bisa dilepas dan diputar seperti spiral cahaya. Warna-warninya juga bukan asal pilih. Biasanya mewakili elemen spiritual atau filosofi tertentu: langit, bumi, jiwa, bahkan pencipta. Ada juga unsur kesatuan antara tubuh, jiwa, dan Tuhan. Ya, karena memang asal-usul tari ini sangat dekat dengan tarian sufi dari Turki.
Kenapa Tari Tanoura Harus Dilestarikan?
Setelah nonton dan makin dalam belajar soal Tanoura, saya sadar: ini bukan cuma soal pertunjukan seni. Ini warisan budaya yang sarat nilai.
Tari Tanoura berasal dari Mesir, meskipun terinspirasi dari Whirling Dervishes atau penari sufi di Turki. Tapi versi Mesir ini unik karena lebih teatrikal dan sering dipentaskan di acara budaya atau festival pariwisata.
Kenapa harus dilestarikan?
-
Makna spiritual yang kuat
Di era yang makin materialistik ini, tarian seperti Tanoura mengingatkan kita pada pentingnya keselarasan jiwa dan raga. Buat saya, itu penting banget—apalagi di tengah stres kerja, tekanan hidup, dan dunia yang serba cepat. -
Seni pertunjukan yang mendidik
Setiap gerakan punya cerita. Bukan cuma muter tanpa arah. Bahkan, dalam beberapa versi, penari membawa benda simbolik seperti lilin atau alat musik kecil untuk menggambarkan perjalanan spiritual manusia. -
Identitas budaya Mesir yang autentik
Mesir bukan cuma soal piramida. Tari Tanoura adalah bagian dari budaya kontemporer mereka yang masih hidup dan berkembang. Dengan mendukung dan melestarikan tarian ini, kita ikut menjaga kekayaan budaya global. -
Pengaruhnya menyebar ke dunia internasional
Tanoura sudah jadi simbol budaya yang sering dipakai di acara multinasional. Kalau kamu lihat festival internasional, pameran kebudayaan, bahkan pertunjukan cruise di Dubai, kemungkinan besar kamu akan ketemu Tanoura.
Budaya di Balik Tari Tanoura
Nah, ini bagian yang bikin saya makin kagum.
Tari Tanoura bukan tarian biasa. Di balik gerakan mutarnya itu, ada filosofi sufisme yang sangat dalam. Intinya, muter itu bukan buat pamer. Tapi sebagai bentuk meditasi untuk mendekatkan diri kepada Tuhan.
Dalam tradisi sufi, berputar melambangkan gerakan planet mengelilingi matahari. Jadi si penari memposisikan dirinya seperti planet yang terus mengelilingi pusat kehidupan—yakni Tuhan. Setiap kali dia memutar tubuhnya, dia juga “memutar” ego-nya agar larut dalam semesta.
Bayangkan deh, seberapa kuat keyakinan dan latihan yang dibutuhkan buat bisa ngelakuin itu sambil tetap tenang dan anggun? Saya kadang baru muter dua kali udah pening!
Dan yang lebih keren lagi, meskipun asalnya spiritual, Tari Tanoura sekarang juga berkembang jadi bentuk seni pertunjukan publik yang tetap menjaga akar nilainya. Bisa dinikmati siapa saja, tanpa harus memahami sufisme secara mendalam.
Mengapa Tari Tanoura Sangat Populer?
Saya sempat bertanya-tanya, kenapa ya tarian seperti ini bisa populer bahkan sampai ke luar Mesir? Jawabannya ternyata sederhana tapi kuat:
-
Visualnya memukau
Warna, gerakan, dan efek hipnosis dari rotasi itu sendiri bikin orang nggak bisa lepas mata. Bahkan orang yang awalnya nggak paham maknanya, tetap bisa menikmati keindahannya. -
Simbol perdamaian dan spiritualitas
Di tengah dunia yang banyak konflik, tarian yang membawa pesan keselarasan dan kedamaian ini punya tempat di hati banyak orang. Bahkan jadi simbol harmoni antarbudaya. -
Fleksibel dan universal
Meski berasal dari satu tradisi, Tari Tanoura bisa tampil di mana saja. Dari panggung kecil sampai event besar dunia. Bahkan banyak turis yang menjadikan Tanoura sebagai “pertunjukan wajib tonton” kalau ke Mesir atau Dubai. -
Media sosial dan digital
Video penari Tanoura banyak viral di TikTok dan YouTube. Waktu penarinya bisa muter sambil lepasin satu per satu lapisan rok—efek visualnya bener-bener bikin orang takjub.
Tips Belajar Tari Tanoura (Dari Kaca Mata Pemula)
Oke, ini bagian yang lucu. Saya sempat iseng pengen nyobain belajar Tari Tanoura. Ya nggak sampai ikut kelas formal sih, cuma nyobain muter sambil pakai selimut yang dibentuk seperti rok lebar. Hasilnya? Mabok. Serius. Kepala pusing, perut mual, dan jatuh ke sofa kayak habis naik roller coaster.
Tapi dari pengalaman itu saya belajar beberapa hal penting kalau kamu beneran mau coba pelajari Tari Tanoura:
1. Latih Keseimbangan dan Fokus Napas
Penari Tanoura nggak cuma butuh kekuatan kaki, tapi juga keseimbangan dan kontrol napas. Coba deh latihan berdiri satu kaki selama satu menit. Kalau udah oke, baru tambah latihan memutar perlahan.
2. Gunakan Rok Khusus atau Properti
Rok Tanoura itu berat lho. Terbuat dari bahan tebal supaya efek putarannya maksimal. Kalau kamu serius mau latihan, coba jahit rok dari kain tebal dulu buat latihan rotasi.
3. Putar Searah dan Atur Ritme
Jangan asal muter kayak anak kecil main jungkat-jungkit. Penari Tanoura mutar dengan ritme yang stabil. Mulai dari pelan, lalu makin cepat, lalu pelan lagi. Seperti nafas meditasi.
4. Belajar dari Video Penari Profesional
Ada banyak video bagus di YouTube dari penari Mesir dan Dubai. Perhatiin posisi tangan, kepala, dan ekspresi wajah mereka. Banyak yang tampil seperti lagi “berdoa” atau “berzikir” sambil muter.
5. Jangan Paksa Badan
Kalau badan kamu belum terbiasa, jangan dipaksain. Muter itu gerakan alami tapi tetap harus hati-hati, apalagi kalau kamu punya masalah keseimbangan atau vertigo.
Tarian yang Lebih dari Sekadar Putaran
Jadi setelah sekian lama saya mengenal Tari Tanoura, saya bisa bilang: ini salah satu tarian paling menyentuh yang pernah saya saksikan. Bukan karena rumitnya, tapi karena kesederhanaan yang dalam makna.
Saya belajar bahwa sesuatu yang terlihat indah di luar, bisa jadi punya perjalanan spiritual yang panjang di dalam. Dan Tanoura adalah contohnya.
Kalau kamu punya kesempatan nonton langsung, saya sangat rekomendasikan. Dan kalau kamu punya keberanian untuk nyoba sendiri, siap-siap dibawa dalam pengalaman yang bukan cuma fisik, tapi juga batin.
Oh ya, kalau kamu suka dunia tari atau budaya internasional, jangan lupa terus dukung pelestarian seni tradisional seperti ini. Bukan cuma buat Mesir, tapi buat dunia. Karena setiap budaya yang lestari adalah cermin kekayaan manusia itu sendiri.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Kue Cubit: Rahasia Enak, Tips Sukses, dan Cerita Serunya! disini