Gue nggak pernah nyangka akan jatuh cinta sama seekor anjing berkaki pendek dan berbadan panjang kayak sosis. Tapi semua berubah waktu gue nemu video random di YouTube — anjing kecil dengan kaki mungilnya berlarian ngejar bola, terjerembab, tapi langsung bangun dan lanjut lari. Geli banget. Itu pertama kalinya gue kenalan (secara visual) sama anjing tekel, alias dachshund.
Gue awalnya ngira dia jenis anjing lucu buat pajangan doang. Tapi ternyata tekel ini punya kepribadian yang… yah, let’s say, “nyentrik”. Dari situlah gue mulai googling, nontonin lebih banyak video, sampai akhirnya, nyemplung juga: gue adopsi seekor anjing tekel. Namanya Brutus. Dan dia literally ngubah vibe rumah jadi 180 derajat lebih rame.
Apa Itu Anjing Tekel?
Oke, sebelum kita masuk ke cerita chaos bareng Brutus, kita bahas dulu ya dasar-dasarnya. animal Anjing tekel (atau dachshund, dibaca ‘daks-hund’) itu jenis anjing kecil asal Jerman. Dulu mereka dibiakkan buat berburu hewan-hewan penggali tanah kayak luak dan rubah. Makanya, badan mereka panjang dan kaki pendek: desain yang pas banget buat nyusup masuk lubang.
Ada tiga jenis ukuran tekel:
-
Standar
-
Miniatur
-
Kaninchen (yang super mini)
Dan bulunya ada tiga varian juga:
-
Pendek
-
Panjang
-
Wire-haired (kasar)
Gue sendiri pelihara yang ukuran miniatur, bulu pendek. Lebih gampang bersihin dan nggak butuh terlalu banyak grooming.
Tingkah Konyol yang Bikin Stress Luntur
Brutus itu konyol banget. Kadang gue mikir, ini anjing atau aktor slapstick?
Contohnya, dia suka nyolong kaos kaki terus lari kayak maling. Atau waktu gue masak, dia nungguin di dapur dengan muka penuh harap, padahal dia baru aja makan. Kalau ada tamu datang, siap-siap aja disambut sama gonggongan heboh kayak lagi razia. Tapi sepuluh menit kemudian, dia udah manja di pangkuan tamu itu.
Yang paling nggak bisa gue lupain: suatu hari dia lari kenceng banget di rumah, eh kepleset karpet, mental nabrak sofa, terus… malah ketawa (ya, seenggaknya ekspresinya kayak ketawa). Aneh tapi ngangenin.
Merawat Anjing Tekel: Gampang-gampang Susah
Nah, kalau lo lagi mikir buat adopsi atau beli anjing tekel, ada beberapa hal penting yang gue pelajarin selama ngerawat Brutus:
1. Makanan Itu Kunci
Tekel cenderung rakus. Serius, kalau dikasih terus, dia bisa makan sampai muntah. Gue pakai dry food khusus small breed, dan dibagi dua kali sehari. Jangan lupa camilan sehat — kadang gue kasih wortel rebus atau potongan apel kecil (tanpa biji, ya).
2. Jangan Terlalu Banyak Naik-Turun Tangga
Punggung mereka panjang, jadi rawan kena IVDD (Intervertebral Disc Disease). Gue pasangin semacam tanjakan dari busa buat naik ke sofa atau tempat tidur. Hindari mereka lompat tinggi.
3. Butuh Sosialisasi Sejak Dini
Brutus sempat overprotective sama gue. Akhirnya gue latih pelan-pelan kenalan sama orang baru dan anjing lain, biar dia nggak jadi galak.
4. Latihan Harian Itu Penting
Meskipun kecil, anjing tekel itu energik. Jalan kaki 15–30 menit sehari plus main tarik-tarikan pakai tali udah bikin dia puas. Kalau nggak, siap-siap rumah berantakan.
Tips Merawat Anjing Tekel ala Pengalaman Pribadi
Gue bukan dokter hewan, tapi setelah dua tahun hidup bareng Brutus, ini tips paling berguna versi gue:
-
Punya kennel atau kandang sendiri di rumah. Bikin dia ngerasa punya “safe zone”.
-
Sikat gigi anjing minimal seminggu 2x. Bau mulut bisa kayak comberan kalau nggak dijaga.
-
Ajari toilet training dari hari pertama. Jangan nunggu seminggu baru mulai.
-
Pas vaksin, kasih reward. Supaya dia nggak trauma ke dokter hewan.
-
Main puzzle food. Ini bantu banget supaya otaknya tetap aktif dan nggak gampang bosen.
Pelajaran Hidup dari Seekor Anjing Pendek
Siapa sangka, anjing kecil kayak Brutus ngajarin banyak hal ke gue. Tentang sabar, tentang hadir sepenuhnya, dan tentang gimana kita bisa bahagia cuma dengan duduk bareng makhluk kecil yang ngelus-ngelus kaki lo pakai hidungnya.
Gue belajar buat lebih rileks. Brutus ngajarin untuk menikmati momen kecil — kayak pagi-pagi disambut gonggongan heboh atau sore-sore main lempar bola sampai sunset.
Tapi yang paling nyentuh, adalah momen waktu gue lagi down. Dia cuma duduk di pangkuan, diem, dan liatin gue dengan matanya yang bulat kayak mau bilang, “Santai, bro. Lo nggak sendiri.”
Jadi, Worth It Nggak Pelihara Anjing Tekel?
Jawaban gue? 100% YES — asal lo siap tanggung jawab. Anjing tekel bukan jenis yang bisa lo tinggal di kandang seharian. Mereka butuh interaksi, perhatian, dan kadang drama. Tapi balasannya? Kasih sayang tulus dan kehadiran yang ngisi ruang-ruang kosong di hati.
Buat gue pribadi, Brutus adalah terapi berjalan. Kadang dia ngeselin, kadang bikin ketawa sampai perut sakit, tapi selalu, SELALU, bikin hidup lebih berwarna.
Tantangan Memelihara Anjing Tekel: Nggak Selalu Manis
Jujur ya, meski gue cinta banget sama Brutus, pelihara anjing tekel itu bukan tanpa drama. Bahkan bisa dibilang, ada beberapa hari yang bikin gue pengen “resign” jadi pawrent (parent-nya pet).
1. Keras Kepala Level Dewa
Banyak yang bilang tekel itu anjing cerdas. Betul. Tapi cerdas yang suka ngeyel. Mereka punya pemikiran sendiri. Waktu gue ajarin sit, stay, roll — dia bisa ngerti. Tapi kadang pura-pura nggak denger. Lebih milih ngejar burung di halaman daripada ikut perintah.
2. Super posesif
Brutus kalau udah nempel sama gue, susah dipisahin. Sering banget gue harus ke kamar mandi sambil dengerin dia nangis di luar pintu. Lucu sih… tapi juga bikin repot kalau lo harus pergi kerja dan ninggalin dia di rumah.
3. Sensitif sama suara
Sekecil apa pun suara di luar rumah — motor lewat, orang batuk, bahkan suara nyamuk deket telinga — bisa bikin Brutus gonggong tanpa henti. Harus sabar banget buat ngelatih dia supaya bisa lebih kalem.
Komunitas Pecinta Anjing Tekel: Tempat Curhat dan Tertawa Bareng
Salah satu hal yang bikin pengalaman pelihara tekel makin seru adalah gabung ke komunitas pecinta dachshund. Di Indonesia, ada beberapa grup aktif di Facebook dan WhatsApp, isinya orang-orang yang juga “korban” kelucuan (dan kenakalan) anjing kaki pendek ini.
Gue pernah ikut gathering kecil di taman bareng 10-an anjing tekel dari berbagai kota. Yang terjadi? Chaos penuh cinta! Mereka semua berlarian, gonggong rame-rame, rebutan camilan… dan pemiliknya? Sibuk ngakak dan foto-foto.
Lewat komunitas ini juga gue jadi tahu info penting, mulai dari dokter hewan yang oke, tips nutrisi, sampai tempat beli mainan murah tapi awet buat tekel. Serasa punya keluarga baru.
Brutus dan Perubahan Hidupku
Sebelum ada Brutus, hidup gue cukup datar. Rutinitas kerja – makan – tidur. Tapi setelah si pendek ini hadir, tiap hari rasanya punya cerita. Kadang lucu, kadang ngeselin, kadang bikin mewek — tapi selalu bikin hidup lebih berarti.
Ada satu momen yang gue inget banget: gue lagi sakit dan harus bed rest. Brutus tahu banget gue lemes. Dia nggak rewel kayak biasanya. Dia cuma duduk di sebelah kasur, diem, nempelin badannya, dan sesekali ngelirik gue sambil ngibasin ekornya pelan. Gila sih, dari situ gue sadar bahwa anjing bukan cuma hewan peliharaan — mereka bisa ngerti emosi kita lebih dari yang kita bayangin.
Siapkah Kamu Memiliki Anjing Tekel?
Kalau lo nyari teman yang unik, punya kepribadian besar, kadang nyebelin tapi selalu setia, anjing tekel adalah pilihan yang sempurna. Tapi perlu diingat:
-
Mereka bukan peliharaan sekali kasih makan terus beres.
-
Mereka butuh perhatian, kasih sayang, dan ruang buat main.
-
Dan yang paling penting: mereka butuh keluarga, bukan cuma pemilik.
Kalau lo siap, percaya deh… si pendek ini akan jadi teman terbaik yang nggak akan ninggalin lo saat lo paling butuh.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Belut Listrik: Keajaiban Alam dan Rahasia Daya Kejutnya disini