Liburan ke Pulau Kemaro, Ternyata Lebih Seru dari yang Kupikir!

pulau kemaro

Jujur, awalnya aku gak terlalu ngarep banyak dari tempat bernama Pulau Kemaro. Namanya aja “kemaro” — yang artinya kering. Tapi ternyata, justru itulah keunikannya. Bayangin, di tengah sungai besar seperti Musi, ada pulau yang tetap kering meskipun air pasang. Aneh kan? Dan justru itu bikin penasaran.

Aku pertama kali Travel ke Pulau Kemaro waktu ada acara keluarga di Palembang. Awalnya sih mau ke Ampera dan makan pempek doang. Tapi sepupuku nyeletuk, “Udah pernah ke Pulau Kemaro belum? Seru lho, dan ada pagoda megah juga.” Langsung deh kami sekeluarga sepakat buat nyebrang ke sana.

Nah, di artikel ini, aku bakal cerita pengalaman pribadi, kasih tips, dan ngebahas kenapa Pulau Kemaro itu layak masuk bucket list kamu. Siap? Yuk kita mulai.

Keindahan Pulau Kemaro yang Bikin Hati Adem

Pembangunan di Pulau Kemaro Terkendala Persoalan Tumpang Tindih Lahan –  Sumsel Update

Begitu perahu mendekat ke pulau, jujur aku langsung kagum. Di tengah hamparan air cokelat khas Sungai Musi, Pulau Kemaro kayak oase hijau yang muncul begitu aja. Pohon-pohon rindang menyambut kami, dan jauh di tengah pulau berdiri megah pagoda warna merah emas yang menjulang tinggi.

Pagoda itu beneran jadi ikon Pulau Kemaro. Tingginya 9 lantai dan penuh ornamen khas Tionghoa. Walaupun aku gak bisa naik ke atas (karena katanya udah ditutup buat umum), tapi cukup dari bawah aja udah bikin terpesona Pikiran rakyat.

Selain pagoda, suasana pulau ini juga tenang banget. Angin sepoi-sepoi dan rindangnya pepohonan bikin kita betah duduk-duduk lama di bawah pohon. Banyak juga pengunjung yang duduk piknik, sambil makan pempek bawa sendiri. Aku sendiri sempet tidur-tiduran sebentar di tikar, sambil ngeliatin langit yang cerah dan dedaunan goyang-goyang pelan. Damai banget.

Yang bikin unik juga, ada makam legendaris — makam Siti Fatimah dan Tan Bun An, sepasang kekasih beda budaya yang konon kisahnya tragis tapi romantis. Katanya, pulau ini jadi lambang cinta abadi. Jadi jangan heran kalau ada pasangan muda yang sengaja datang buat “ngambil berkah.”

Mengapa Pulau Kemaro Dijadikan Objek Wisata?

Bukan Cuma Borobudur, Pulau Kemaro Palembang Juga Wajib Dikunjungi Saat  Hari Raya Waisak

Dulu aku sempat mikir, “Apa istimewanya sih sampai dijadiin tempat wisata?” Tapi setelah nyampe langsung, semua masuk akal.

Pertama, lokasinya strategis. Cuma sekitar 6 km dari Jembatan Ampera, jadi gampang dijangkau dari pusat kota Palembang.

Kedua, nilai sejarah dan budayanya kuat banget. Pulau ini bukan cuma cantik, tapi juga punya cerita. Kisah Tan Bun An dan Siti Fatimah itu bukan sekadar dongeng lokal — dia jadi jembatan budaya antara Palembang dan Tionghoa. Pagoda, klenteng, dan makam itu bukti akulturasi yang menarik banget buat dipelajari.

Ketiga, event tahunan Imlek. Nah ini dia yang paling ramai. Waktu perayaan Cap Go Meh, ribuan orang datang. Ada atraksi budaya, sembahyang massal, dan dekorasi serba merah. Bahkan aku pernah dikasih tahu sama warga lokal, kadang ada rombongan dari luar negeri yang sengaja datang waktu itu. Gokil, kan?

Dan yang paling penting: pulau ini gratis! Gak ada tiket masuk. Hanya biaya nyebrang pakai perahu.

Jadi, buat traveler hemat yang pengen wisata budaya dan alam sekaligus, Pulau Kemaro tuh jawaban sempurna.

Aktivitas Seru yang Bisa Dilakukan di Pulau Kemaro

Oke, jadi kamu udah sampai di pulau. Terus ngapain?

1. Keliling Pagoda & Foto-Foto

Pagoda Pulau Kemaro itu spot foto utama. Bahkan banyak yang bilang, “Belum sah ke Palembang kalau belum foto di depan pagoda ini.” Aku setuju sih. Warna mencolok dan desain khas Tionghoa bikin tiap foto terlihat ‘Instagrammable’ banget.

2. Jelajah Makam Legenda

Makam Siti Fatimah dan Tan Bun An ini bukan sekadar batu nisan. Ada aura sejarah yang kerasa banget. Aku sempat diam sejenak di sana, membayangkan cerita cinta mereka yang tragis tapi menginspirasi.

3. Piknik dan Makan Bareng

Banyak spot rindang buat gelar tikar dan piknik santai. Waktu itu aku bawa pempek lenjer, tekwan, dan es kacang merah dari pusat kota. Makan rame-rame sambil denger suara air sungai… priceless.

4. Naik Perahu Kecil

Kalau kamu suka eksplor, bisa juga sewa perahu kecil keliling pulau. Nggak mahal kok, sekitar Rp 30-50 ribu per trip (tergantung nego dan rame-tidaknya pengunjung). Seru sih, apalagi kalau bawa anak-anak.

5. Belanja Souvenir Unik

Dekat pelabuhan kecilnya, ada beberapa penjual oleh-oleh. Mulai dari gantungan kunci pagoda, gelang kayu, sampai miniatur kapal. Aku beli satu buat kenang-kenangan, dan… masih nempel di dashboard mobil sampai sekarang.

Akses Menuju Pulau Kemaro: Gampang Banget Kok!

Sekilas kayak susah ya, soalnya pulau ini di tengah sungai. Tapi ternyata gampang banget.

Start dari pusat kota Palembang, kamu tinggal arahkan ke Dermaga Benteng Kuto Besak (BKB). Di situ banyak tukang perahu motor siap nganter. Harga bisa dinego, rata-rata sekitar Rp 50.000–80.000 untuk pulang-pergi per perahu. Kalau bareng-bareng (misal 5 orang), jadi murah banget.

Atau kalau kamu ikut paket wisata Sungai Musi, biasanya Pulau Kemaro itu salah satu destinasi berhentinya.

Oh iya, jangan lupa tanya dulu ke tukang perahunya, kapan waktu terakhir buat dijemput. Jangan sampai kelewat sore, soalnya biasanya angkutan balik cuma sampai jam 5–6 sore.

Tips Mengunjungi Pulau Kemaro (Biar Nggak Zonk!)

Dari pengalamanku (dan kesalahan kecil yang aku buat), ini beberapa tips penting:

1. Datang Pagi atau Sore

Kalau siang bolong, panasnya luar biasa. Walaupun banyak pohon rindang, tetep aja terik bisa bikin kepala pening. Pagi sekitar jam 9 atau sore jam 4 itu waktu terbaik.

2. Bawa Tikar dan Cemilan Sendiri

Emang sih ada beberapa penjual makanan, tapi gak banyak. Lebih aman bawa sendiri. Tikar juga penting buat duduk santai di bawah pohon.

3. Gunakan Alas Kaki Nyaman

Jangan pakai high heels atau sepatu licin. Jalan di pulau mostly berupa tanah dan rumput. Kadang ada bagian becek juga.

4. Hati-Hati dengan Sampah

Sayang banget kalau tempat seindah ini jadi kotor karena pengunjung. Bawa kantong sampah sendiri, buang di tempatnya. Serius deh, ini masalah klasik wisata kita.

5. Jangan Lupa Sunblock dan Topi

Apalagi kalau kamu gampang gosong kayak aku. Sekali ke sana gak bawa sunblock, pulang-pulang langsung belang.

6. Waspadai Perahu Nakal

Walaupun jarang, ada oknum perahu yang suka naikin harga pas rame. Makanya, tanya-tanya dulu harga wajar dan nego sebelum naik.

Pelajaran yang Aku Petik dari Perjalanan ke Pulau Kemaro

Buatku, Pulau Kemaro bukan cuma destinasi wisata. Tapi juga pengingat kalau Indonesia itu penuh kejutan. Tempat sederhana yang kadang luput dari radar, ternyata bisa jadi sangat bermakna.

Aku juga jadi lebih menghargai akulturasi budaya. Di Pulau Kemaro, aku lihat bagaimana dua budaya besar — Melayu dan Tionghoa — bisa berpadu harmonis. Lewat cerita cinta, bangunan, dan tradisi.

Dan satu hal lagi: sesekali, penting banget buat slow down. Duduk di bawah pohon besar, dengerin angin, ngobrol sama orang lokal. Gak perlu itinerary ribet. Cukup hadir dan menikmati.

Worth It Gak ke Pulau Kemaro?

Kalau kamu lagi ke Palembang dan punya setengah hari kosong — jawabannya, WORTH IT BANGET.

Gak mahal, penuh cerita, visualnya cantik, dan cocok buat semua usia. Baik kamu solo traveler, pasangan muda, keluarga, bahkan rombongan sekolah. Pulau Kemaro punya daya tarik yang ramah untuk semua.

Dan hei, siapa tahu setelah baca ini kamu juga jadi punya cerita sendiri yang bisa kamu bagikan ke blog kamu atau media sosial.

So, yuk ke Palembang, dan jangan lupa mampir ke Pulau Kemaro!

Baca juga artikel menarik lainnya tentang Kebun Raya Cibodas: Surga Hijau di Puncak yang Bikin Lupa Pulang disini

Author