Gamenya Magicraft bikin aku terpikat sejak demo pertama — kombinasi menyusun mantra, relic unik, dan tantangan roguelike yang kadang sadis tapi selalu memicu adrenalin. Di sini aku akan berbagi pengalaman saya, bagian suka dan frustrasinya, tips praktis agar kamu nggak terjebak seperti aku dulu, plus pelajaran yang bisa dipetik dari game ini. Bila kamu suka game yang fleksibel, penuh variasi, dan suka eksperimen, artikel ini cocok banget.
Pengalaman Awal: Kenapa Aku Tertarik ke Magicraft
Waktu pertama dengar tentang Magicraft, aku pikir ini cuma satu lagi roguelike dengan tema sihir biasa. Tapi ada yang beda Steam:
-
Ada lebih dari 100 spell dasar yang bisa digabungkan.
-
Ada relic pasif (˃80 relic) yang memberi efek unik, mengubah strategi.
-
Wand (tongkat) yang bisa dikustomisasi: punya slot, pool mana, dan konfigurasi tertentu.
Aku ingat dulu main sekitar 1 jam pada demo. Waktu itu aku bikin build yang kelihatannya keren: satu wand yang banyak memanggil minion + spell area besar + support yang mempercepat mana regen. Kepikiran “wow, ini bisa gampang menang”. Tapi ternyata… tidak. Musuh di beberapa ruang secara acak punya pola yang tidak bisa diabaikan; arena jadi kacau, spell aku kepentok efek visual sendiri, fps drop—dan aku mati secara brutal.
Tapi bagian frustasi itu penting karena di situ aku mulai memahami kenapa Magicraft bukan cuma soal “seberapa banyak damage” atau “seberapa cepat menyebar efek”. Ada keseimbangan antara kreativitas build + adaptasi terhadap situasi + manajemen sumber daya relic/spell/wand.
Mekanik & Hal yang Membuat Magicraft Menarik (Dan Kadang Menyulitkan)
Aku catat beberapa aspek spesifik yang paling menentukan pengalaman bermain, termasuk yang bikin aku pusing:
Spell Crafting & Kombinasi
-
Banyak sekali kombinasi. Misalnya spell proyektil + efek ledakan + efek berantai. Bila kita pasang mod-support yang memodifikasi mana usage atau cooldown di depan, kadang nanti efeknya anti-sinkronisasi—mana tinggal setengah, cooldown belum pulih, jadinya spell sering “ngumpet” atau mubazir.
-
Efek visual bisa menjadi pedang bermata dua: keren banget, atmosfer maksimal. Tapi ketika banyak partikel, banyak efek di layar, kadang musuh susah kelihatan, kontrol menjadi sulit. Aku pernah main dengan build “projectile spam” dan hampir kehilangan arah karena visual efeknya kacau.
Relic & Progression
-
Relic pasif sangat membantu — beberapa relic memberi buff besar ke regenerasi mana, kecepatan sihir, keefektifan cooldown, atau memodifikasi spell secara tidak langsung (misalnya otomatis cast, explosive modifiers).
-
Tapi ada masalah keseimbangan di late game: beberapa relic terasa “boros” (overpowered) atau malah tidak berguna tergantung build/spell/spawn. Review-Review menyebutkan ada relic yang bikin permainan jadi terlalu mudah atau sebaliknya terlalu tergantung luck.
-
Permainan acak (randomization) room, musuh, loot membuat tiap run terasa berbeda — ini bagus untuk replayability, tapi kadang juga bikin frustasi kalau kombinasi relic/spell yang diinginkan susah muncul.
Tantangan dan Kesalahan
-
Musuh atau bos dengan invulnerability frames atau pola yang tidak mudah diprediksi. Aku pernah kelabakan lawan satu bos yang pas sebagian waktu dia tidak bisa kena, tapi efek debuff aku terganggu karena invul frame itu.
-
Drop loot atau material upgrade kadang terasa kurang adil. Waktu aku butuh upgrade penting (mana pool, damage spell), tapi drop yang ada cuma stat minor, relic kecil—lama-lama progres terasa lambat.
-
Performa: bila build terlalu “overloading” dari sisi jumlah projectile atau efek, frame rate turun, latency input terasa. Di PC sendiri ini sempat bikin aku hampir kapok.
Dari eksperimen saya, ada beberapa strategi & trik yang sangat membantu agar kamu bisa menikmati Magicraft tanpa sering merasa stuck atau frustasi.
Kesalahan yang Aku Buat dan Pelajaran yang Dipetik
Agar kamu gak harus mengulang kesalahan yang sama seperti aku, ini beberapa blunder pribadi + pelajaran yang aku pelajari:
-
Blunder #1: Terlalu fokus pada damage besar di awal tanpa pertimbangan sustain.
Pelajaran: Lebih baik punya sedikit pertahanan atau heal/regen mana daripada damage super tinggi tapi cepat habis. -
Blunder #2: Tidak memperhatikan scaling relic di late game. Kadang relic yang bagus di awal jadi kurang berguna jika musuh sudah kuat + damage scaling tinggi.
Pelajaran: Pastikan upgrade tidak hanya memperkuat sekarang tetapi juga layak untuk fase lanjutan. -
Blunder #3: Overload efek visual → membuat kontrol musuh/bullet/zone menjadi sulit dilihat.
Pelajaran: Minimalisir efek yang tidak perlu, terutama support visual yang hanya “cantik” tapi mengganggu gameplay. -
Blunder #4: Mengabaikan meta progression. Aku pernah kalah run demi run tanpa memperhatikan unlock permanennya. Akibatnya, setiap run terasa jauh lebih sulit daripada harusnya.
Pelajaran: Setiap kali selesai run, lihat apa unlock yang bisa membantu di run selanjutnya.
Momen Keberhasilan: Saat Build “pecah”
Aku juga mengalami beberapa momen yang bikin puas luar biasa.
-
Suatu run, aku berhasil menggabungkan wand auto-cast + spell proyektil cepat + relic yang mempercepat mana regen. Efeknya: aku bisa menyerang terus menerus dan musuh tidak sempat mendekat. Bos akhir dari chapter ke-3 bisa hancur dalam hitungan detik. Rasanya seperti menang karena kepintaran build sendiri, bukan hanya karena “untung loot bagus”.
-
Ada run lain di mana aku fokus build yang defensif + crowd control (misalnya efek slow atau stun) + relic yang memperlambat musuh di ruang tertentu. Walau tidak damage nomor satu, tapi aku bisa bertahan lama, farming relic lebih lanjut, build jadi makin kuat. Di situ aku puas karena strategi datang dari adaptasi, bukan cuma agresif.
-
Pernah juga aku gagal total: build bagus tapi drop relic mendukung tidak muncul, bos acak sangat sulit, aku kalah. Tapi dari situ aku belajar bahwa fleksibilitas dan kesiapan mental untuk “restart dan mencoba cara baru” itu bagian dari nikmatnya Magicraft.
Baca juga fakta seputar : Game
Baca juga artikel menarik tentang : Streets of Rage 4: Game Beat ‘Em Up yang Wajib Kamu Coba Tahun Ini