Pengalaman Membeli Laptop Murah: Worth It atau Menyesal

Laptop Murah

Aku mau mulai cerita ini dengan sejujur-jujurnya:
Aku beli laptop murah bukan karena mau irit, tapi karena keadaan memaksa.
😅

Waktu itu, laptop lamaku rusak total.
Budget di tabungan?
Nangis banget — maksimal cuma 4 juta.
Mau nggak mau, harus cari laptop murah yang masih bisa dipakai buat kerjaan ringan.

Aku sempet pesimis.
Dalam kepala udah muncul pikiran kayak:
“Paling laptop murah itu lemot, cepat rusak, layarnya burem.”

Tapi setelah hunting cukup panjang, nyobain berbagai merek, dan akhirnya beli satu unit, pengalaman ini ngebuka mataku bahwa…
nggak semua laptop murah itu buruk.

Pengalaman Jujur Membeli Laptop Murah: Worth It atau Bikin Menyesal?

Laptop Murah

Awal Mula Hunting Laptop Murah

Aku mulai dari browsing di marketplace.
Filter harga 3–4 jutaan.
Hasilnya?

Kebanyakan laptopnya:

  • RAM 4GB

  • Storage eMMC 64GB atau SSD kecil

  • Processor Intel Celeron atau AMD Athlon

  • Ukuran layar antara 11 – 14 inci

Jujur aja, spesifikasinya agak bikin sedih.
Kalau dibayangin, kayaknya ngejalanin Chrome aja udah ngos-ngosan.

Tapi karena butuh banget buat ngetik, browsing, Zoom meeting, akhirnya aku fokus di tiga poin ini waktu milih:

  1. Prioritas SSD daripada HDD (biar bootingnya cepet)

  2. Minimal RAM 4GB (upgradeable kalau bisa)

  3. Baterai minimal 5 jam

Kalau ketiga ini oke, aku tutup mata buat performa gaming. Yang penting kerja jalan dulu, dikutip dari laman resmi Pricebook.

Laptop yang Akhirnya Aku Pilih

Setelah muter-muter dan baca ribuan review (serius, sampe pegel mata 😵‍💫), akhirnya aku pilih:

➡️ Acer Aspire 3 Slim A314-32

Spesifikasi singkat:

  • Intel Celeron N4100

  • 4GB RAM DDR4

  • 128GB SSD

  • Layar 14 inci Full HD

  • Windows 10 Home original

Harga?
Pas banget di 3,9 jutaan waktu itu.

Kesan Pertama: Nggak Sejelek yang Aku Takutkan

Begitu laptopnya dateng dan aku unboxing,
aku lumayan kaget — dalam arti positif.

  • Build quality
    Oke lah, plastik semua, tapi finishing-nya halus dan solid.
    Nggak terasa murahan banget.

  • Keyboard dan Trackpad
    Ngetik enak!
    Nggak terlalu empuk, tapi travel key-nya lumayan responsif.

  • Layar
    Ini dia highlight-nya. Full HD, bro!
    Di harga segini, nemu layar 1080p itu kayak nemu berlian.

Buka Netflix?
Bening.
Ngetik skripsi?
Mata nggak cepat capek.

Pengalaman Pakai: Plus dan Minus yang Aku Rasain

Laptop Murah

Plusnya:

Booting Cepat
Berkat SSD, laptop nyala dalam waktu kurang dari 10 detik.
Ini lifesaver banget buat kerjaan buru-buru.

Ringan dan Portabel
Bobotnya cuma sekitar 1,5 kg.
Dibawa meeting, masuk tas, no drama.

Baterai Lumayan
Kalau cuma buat ngetik dan browsing, bisa tahan sekitar 5–6 jam.

Suhu Adem
Nggak gampang overheat walau dipake lama.

Minusnya:

Processor Lemah Buat Multitasking Berat
Buka Chrome sambil Spotify, lalu buka Canva?
Udah mulai kerasa lag dikit.

RAM Nggak Bisa Diupgrade
Sayang banget.
Kalau RAM bisa ditambah, mungkin performanya jauh lebih lega.

Audio Biasa Banget
Speaker kecil, suaranya cempreng.
Kalau mau nonton film mending pake headset.

Tips Memilih Laptop Murah Biar Nggak Menyesal

Setelah ngalamin sendiri, aku mau share tips yang bisa kamu pakai:

  1. Pilih SSD, jangan HDD.
    Laptop murah dengan SSD jauh lebih nyaman dipakai.

  2. Cek apakah RAM bisa diupgrade.
    Kalau bisa, minimal upgrade ke 8GB di kemudian hari.

  3. Jangan tergoda merek terkenal doang.
    Spesifikasi lebih penting daripada brand dalam kisaran harga ini.

  4. Prioritaskan Kebutuhan.
    Kalau cuma buat kerja ringan, browsing, ketik, meeting online — nggak perlu spek dewa.

  5. Beli dari toko resmi atau yang kasih garansi jelas.
    Biar aman kalau ada masalah.

Laptop Murah = Starter Pack yang Worth It?

Kalau kamu tanya, “Apakah aku puas dengan laptop murah ini?”

Jawabannya: iya, untuk kebutuhan tertentu.

Kalau mau main game berat, edit video 4K, coding AI kompleks — ya jelas nggak cocok.
Tapi untuk kerja kantoran, kuliah, kerja remote, nonton film, browsing santai?
Laptop murah ini cukup banget.

Bahkan sekarang, aku lebih menghargai fungsi daripada gengsi.
Nggak perlu laptop mahal kalau kerjaan kita nggak butuh performa super.

Kesimpulan: Jangan Remehin Laptop Murah

Pengalaman ini ngajarin aku sesuatu:

Laptop mahal itu enak, tapi laptop murah yang tepat juga bisa jadi senjata ampuh.

Asal tahu prioritas, ngerti limitasinya, dan bisa maksimalin potensi,
laptop budget bisa jadi pilihan yang pintar dan hemat.

Jadi kalau kamu lagi galau cari laptop murah, jangan takut.
Yang penting, cari yang sesuai kebutuhanmu, bukan ego.

Baca Juga Artikel dari: Free Fire: Dari Noob Sampai Ketagihan Tiap Malam

Baca Juga Konten dengan Artikel Terkait Tentang: Information

Author