English Mastiff: Anjing Raksasa Penuh Kasih yang Jadi Sahabat Sejati

English Mastiff

Saya masih ingat betul, pertama kali ketemu English Mastiff itu bukan di rumah saya, tapi di rumah tetangga. Waktu itu saya kaget banget, serius—karena anjingnya ukurannya gede banget, lebih mirip singa daripada anjing. Badannya kekar, kepalanya besar, dan matanya itu loh… teduh banget. Rasanya seperti ketemu bodyguard pribadi yang juga sekaligus jadi teddy bear.

Awalnya saya agak takut. Bayangin aja, saya berdiri, anjing ini kalau berdiri tegak bisa nyaris sama tinggi dengan saya. Beratnya? Bisa lebih dari 100 kilo. Tapi ternyata, begitu saya ajak ngobrol dan kasih tangan pelan-pelan, dia malah nyender ke kaki saya kayak anak kecil minta dielus. Saat itu juga saya tahu, anjing ini bukan cuma raksasa, tapi raksasa lembut.

Kenapa Memilih English Mastiff?

Mastiff Dog Breed Information & Characteristics

Jujur, saya dulu termasuk orang yang mikir panjang soal punya anjing gede. Soalnya, ya repot kan? Makanannya pasti banyak, butuh ruang luas, dan perawatannya pasti nggak main-main. Tapi setelah kenal lebih dekat, saya sadar kalau kepribadian English Mastiff itu beda Wikipedia.

Mereka tuh tipe anjing yang tenang, sabar, dan setia. Jarang banget gonggong tanpa alasan. Cocok banget buat orang kayak saya yang nggak suka ribut. Kalau ada orang asing datang, biasanya dia cuma berdiri tegak, mantau, tapi nggak langsung menyerang. Aura “jaga rumah” tetap ada, tapi tanpa harus bikin orang ketakutan duluan.

Saya akhirnya memutuskan buat adopsi seekor English Mastiff. Namanya Bruno. Dari awal, saya tahu perjalanan bareng dia nggak bakal mudah. Tapi justru di situlah tantangannya. Saya pengen belajar gimana rasanya hidup bareng anjing raksasa ini.

Hari-Hari Pertama dengan Bruno

Hari pertama Bruno datang ke rumah, saya sempet panik. Jujur aja, ukurannya langsung bikin ruang tamu saya terasa kayak kamar kos. Dia butuh ruang luas buat jalan, dan saya langsung sadar kalau punya English Mastiff itu berarti rumah harus ramah anjing.

Bruno agak pemalu di awal, tapi cuma butuh beberapa jam sampai dia mulai nyaman. Yang bikin saya terharu, malam pertama dia tidur di sebelah sofa saya. Badannya yang besar itu bikin saya merasa aman, kayak ada penjaga pribadi.

Tapi tentu saja, nggak semua indah. Saya baru benar-benar ngeh waktu ngeliat dia makan. Sekali makan, bisa habis dua mangkuk besar. Dan jangan salah, makannya pelan tapi pasti. Kalau nggak disiapin, bisa bikin dompet menjerit juga.

Karakter Unik English Mastiff

Banyak orang salah paham, mikir English Mastiff itu galak karena badannya besar. Padahal, justru kebalikannya. Bruno, misalnya, lebih sering jadi penenang ketimbang bikin ribut. Ada beberapa sifat unik yang saya perhatiin:

  1. Sabar banget.
    Kalau saya lagi sibuk dan dia pengen main, dia nggak maksa. Dia duduk aja di samping saya, nunggu sampai saya punya waktu. Ini bikin saya belajar soal kesabaran juga.

  2. Protektif tapi lembut.
    Pernah ada teman datang ke rumah, Bruno langsung berdiri tegak di depan pintu. Nggak gonggong keras, tapi matanya mantap banget. Begitu saya bilang “ini teman”, langsung berubah jadi penyayang.

  3. Anjing rumahan sejati.
    Meski badannya gede, English Mastiff lebih suka santai di rumah. Jalan-jalan sih perlu, tapi nggak seaktif anjing ras lain kayak Husky atau Labrador.

  4. Bisa jadi cengeng.
    Ini jujur lucu. Kadang kalau saya tinggal agak lama, Bruno suka merengek kecil. Kayak anak kecil ditinggal orang tuanya.

Tantangan Punya English Mastiff

Nggak adil kalau cuma bahas sisi positifnya. Ada beberapa hal yang bener-bener harus dipikirin kalau mau punya English Mastiff.

1. Biaya Perawatan

Makanannya luar biasa banyak. Saya sampai bikin anggaran bulanan khusus. Belum lagi kalau sakit, biaya vet untuk anjing sebesar ini jauh lebih tinggi. Jadi, punya English Mastiff tuh nggak bisa cuma modal nekat.

2. Ruang

Rumah kecil bakal jadi tantangan. Anjing ini butuh ruang luas buat bergerak. Kalau dipaksa di ruangan sempit, kasihan banget. Jadi, minimal punya halaman atau ruang keluarga besar.

3. Kesehatan

English Mastiff rawan kena masalah sendi karena berat badannya. Bruno sempat kena masalah di kakinya. Itu bikin saya mikir, kalau nggak dirawat baik-baik, usianya bisa pendek.

4. Kekuatan

Meski jinak, jangan salah, kekuatannya luar biasa. Waktu pertama kali saya ajak jalan, tali anjingnya hampir bikin saya jatuh karena dia ketemu kucing tetangga. Butuh waktu lama buat latih dia supaya lebih kalem waktu jalan-jalan.

Pelajaran yang Saya Dapat dari English Mastiff

Punya Bruno itu bukan cuma soal punya hewan peliharaan. Saya belajar banyak hal, yang mungkin nggak bakal saya dapat kalau saya nggak kenal dia.

  1. Kesabaran.
    Melatih anjing besar butuh waktu. Nggak bisa buru-buru. Sama kayak mendidik anak, harus sabar.

  2. Konsistensi.
    Kalau sekali kita biarin dia naik ke sofa, besok-besok dia bakal nganggep sofa itu punya dia. Jadi aturan harus jelas dan konsisten.

  3. Kasih sayang nggak butuh kata-kata.
    Bruno sering duduk diam di samping saya. Tanpa ngomong apa-apa, saya merasa tenang. Ada momen-momen kecil kayak gini yang bikin saya sadar kalau kebahagiaan bisa datang dari hal sederhana.

  4. Tanggung jawab besar.
    Punya English Mastiff berarti harus siap lahir batin. Bukan cuma soal uang, tapi juga soal waktu, perhatian, dan tenaga.

Tips Buat yang Pengen Punya English Mastiff

Mastiff | Size, Types & Lifespan | Britannica

Kalau kamu kepikiran buat adopsi English Mastiff, saya ada beberapa tips berdasarkan pengalaman saya:

  • Siapkan ruang yang luas. Jangan paksa mereka di apartemen sempit. Mereka butuh ruang buat bergerak.

  • Latihan dari kecil. Semakin cepat dilatih, semakin mudah. Kalau udah gede baru dilatih, siap-siap ribet.

  • Perhatikan makanannya. Jangan asal kasih makan banyak. Harus seimbang biar berat badannya nggak berlebihan.

  • Rajin cek kesehatan. Terutama sendi dan jantung. English Mastiff rentan di dua bagian ini.

  • Waktu bersama penting. Mereka anjing yang sangat butuh kedekatan dengan pemilik. Jangan biarin mereka sendirian terlalu lama.

Bruno dan Kehidupan Sehari-hari

Sekarang, setelah beberapa tahun bareng Bruno, saya bisa bilang kalau hidup saya jauh lebih berwarna. Setiap pagi, dia jadi alarm alami. Bukan gonggong keras, tapi dia dorong pelan-pelan kepala saya. Kadang bikin kesel, tapi lebih sering bikin saya ketawa.

Saya juga jadi lebih rajin jalan pagi. Kalau dulu suka males keluar rumah, sekarang saya nggak punya pilihan. Bruno butuh jalan, dan itu bikin saya ikut sehat. Bisa dibilang, Bruno bukan cuma peliharaan, tapi partner hidup.

English Mastiff, Raksasa yang Lembut

Kalau ada orang nanya ke saya, “Worth it nggak punya English Mastiff?” Jawaban saya jelas: worth it banget, asal kamu siap. Mereka memang butuh biaya, waktu, dan tenaga lebih. Tapi imbalannya juga luar biasa: kasih sayang tanpa syarat, rasa aman, dan pelajaran hidup yang nggak bisa dibeli.

English Mastiff bukan sekadar anjing besar. Mereka adalah sahabat raksasa yang bisa bikin kita jadi manusia lebih baik. Dan jujur aja, setelah kenal Bruno, saya nggak bisa bayangin hidup tanpa dia.

Baca juga fakta seputar : Animal

Baca juga artikel menarik tentang : Domba Batur: Cerita, Pengalaman, dan Pelajaran dari Sang Raja Gunung

Author